Minggu, 02 Oktober 2011

PENGEMBANGAN BIO ETANOLL DARI AIR NIPAH BY. LIAN AGUSTA

Indonesia: 3 Juta KiloLiter bioetanol potensial dari tanaman Nipah


Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut. Palma ini umum ditemukan di sepanjang garis pesisir Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik, khususnya di antara Bangladesh hingga pulau-pulau di Pasifik. batang pohon nipah menjalar di tanah, membentuk rimpang yang terendam oleh lumpur. Hanya roset daunnya yang muncul di atas tanah, sehingga nipah nampak seolah-olah tak berbatang. Akar serabutnya dapat mencapai panjang 13 m. Karena perakaran nipah ini hanya terletak dalam lumpur yang sifatnya labil maka rumpun-rumpun nipah dapat dihanyutkan oleh air sampai ke laut. Batang nipah terendam oleh lumpur. Hanya daunnya yang muncul di atas tanah. Nipah hanya tumbuh di daerah payau, artinya tanaman ini tidak akan tumbuh jika tanahnya hanya diluapi oleh air asin atau hanya diluapai oleh air tawar.
Daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah. Di Sumatra, pada masa silam daun nipah yang muda (dinamai pucuk) dijadikan daun rokok. Nipah dapat pula disadap niranya, yakni cairan manis yang diperoleh dari tandan bunga yang belum mekar. Nira yang dikeringkan dengan dimasak dipasarkan sebagai gula nipah (palm sugar).
Cairan manis yang dikandung nipah memiliki kadar gula (sucrose) antara 15-17 %-b (P3GI,1995). Dengan kandungan itu, maka nira nipah berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku industri bioetanol. Berbeda dengan tanaman lain yang sama-sama menghasilkan nira atau pati, tanaman nipah ini jelas menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut karena pelepah bermayang atau manggar pohon nipah berada tak jauh dari permukaan tanah sehingga tidak perlu memanjat untuk memperoleh niranya seperti pada tanaman palma yang lain. Selain itu juga, pohon nipah umumnya tumbuh di daerah yang tidak produktif untuk budidaya lainnya dan tumbuh didaerah yang memudahkan pengankutan lewat perairan.
Dan yang paling penting, penggunaan tanaman nipah sebagai bahan baku bioetanol tidak akan menimbulkan konflik kepentingan seperti tanaman pangan pada umumnya. Sejauh ini hanya sebgaian kecil saja nira nipah yang digunakan untuk gula rakyat, sebagian besar tanaman ini memang belum dimanfaatkan sama sekali. Padahal, tanaman ini amat sangat melipnah di Indonesia karena tanaman ini umumnya tumbuh di pantai dan negara kita adalah salah satu negara dengan garis pantai terluas di dunia. Nipah merupakan salah satu spesies utama penyusun hutan mangrove dengan komposisi sekitar 30 %. Saat ini, Luas hutan mangrove Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar dan merupakan mangrove terluas di dunia melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha). Dengan mengambil 30 % hutan mangrove sebagai hutan nipah, maka diperkirakan terdapat  sekitar 0,75 -1,35 juta hektar hutan nipah di Indonesia. Wow!!
Oke,,,mari kita berhitung!
  • Rata-rata setiap pelepah nipah menghasilkan nira sebanyak 0,5 L per hari
  • Dalam satu tahun, setiap malay pohon dapat disadap hingga 3 bulan, dengan demikian rata-rata produktivitas tiap malay nipah adalah sebesar:
=0,5 L/hari x 90 hari = 45 L/th
  • Jumlah pohon nipah yang efektif adalah 3000 pohon per hektar dan semakin rapat maka pohon nipah tidak akan mengahsilkan mayang. Dalam suatu lahan pun biasanya tidak 100% pohon nipah menghasilkan mayang, biasanya sekitar 40 % saja, dengan demikian, nira yang dihasilkan:
= 40% x 3000 x 45 L = 54.000 L/ha/th
  • Jika seandainya nira tersebut dimanfaatkan untuk produksi bioetanol, maka kemungkinan kadar alkohol yang dihasilkan adalah 6-7%, walaupun ada beberapa mikroba yang tahan hingga 9%-vol dan secara teoritik bisa menhasilkan hingga 13 %-vol, tetapi yang paling memungkinkan adalah 6-7%-vol. dengan demikian:
= 54.000 x 7% x 100/95 = 3978 L ≈ 4000 L/ha/th
  • Dengan luas sekitar 0,75-1,35 juta hektar hutan nipah di Indonesia, maka Negara kita berpotensi mengahsilkan bioetanol sebesar:
= 4000 L/ha x 0,75 juta ha = 3000 juta Liter = 3 juta kL
Waw,,,sungguh angka yang fantastis! Namun harus diingat bahwa hal itu bisa dicapai bila hutan nipah di Indonesia dikelola dengan baik. Saat ini saja kebanyakan warga yang tinggal disekitar pesisir masih belum faham mengenai teknik penyadapan nira nipah yang benar. Bahakan lebih parah lagi, mereka pun sebetulnya belum tahu jika nipah bisa menghasilkan nira yang ternyata bisa dimanfaatkan. Sementara di Negara tetangga kita ,Malaysia, pemanfaatan nira nipah sudah sangat gencar dilakukan. Bahkan mereka menobatkan diri sebagai negara pertama di dunia yang memproduksi bietanol dari nipah secara komersial. Dan dalam waktu dekat akan segera mematenkan alur produksi bioetanol dari nipah…makin mengerikan!
Dengan kondisi sekarang ini, Indonesia memang kewalahan memenuhi kebutuhan bensin dalam negeri. Tahun 2010, diperkirakan sebesar 23 Juta kL bensin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini pertamina hanya mampu memasok sekitar 16 Jt kL/tahun dan cenderung konstan padahal setiap tahunnya kebutuhan masyarakat tersebut meningkat sebesar 10 %. Jika pemerintah tidak berinisiatif mencari bahan terbarukan, maka negeri ini akan semakin terpuruk dalam hal pemenuhan energi. Negara kita tidak akan pernah mandiri.
Target diversifikasi energy tahun 2025 mendatang yang meningkatkan porsi energy terbarukan menjadi 5 % dari total perlu dirintis dari sekarang. Jika saat ini 23 Juta kL bensin diperlukan maka setidaknya 1,15 juta kL bioetanol perlu diproduksi. Saat ini bioetanol yang diproduksi baru mencapai 187.800 kL/tahun atau baru 16 % dari target seharusnya. Indonesia memang perlu usaha keras untuk mencapainya,,,dan tentunya diperlukan keberanian. Go Indonesia!!

4 komentar:

  1. Mohon bantuannya,
    saya sangat tertarik dengan bioetanol, oleh karenanya saya membutuhkan bantuan dari pihak Bapak/Ibu mengenai:
    1. berapa investasinya kapasitas 3000 l/hari, 5000 l/hr, 10rb lt/hr?
    2. berapa rendemen dari singkong dan sorghum ke bioetanol?
    3. analisa usahanya dengan asumsi ump 2.5 juta rupiah.
    4. luas bangunan yang dibutuhkan.
    5. luas kebun yang bisa dilayani.
    6.mesin buatan anda mampu menghasilkan kadar ethanol berapa %?
    7. kemana potensi penjualan bioethanol?
    8. info harga ethanol per liter untuk saat ini?
    9. Jenis peralatan yang diperlukan (sampai ethanol 99,5%)
    10. Berapa harga peralatan itu ?
    11. Dimana bisa dipesan ??
    12. flow process bio ethanol
    14. Berapa harga mesin bioetanol :
    a..skala (3000lt/hari)
    b.skala 5000 l/hr
    c.skala 10rb l/hr
    (biaya pembuatan pabrik mulai pendirian gedung, sampai dengan peralatan lengkap dan pengolahan limbah)
    15. bagaimana dengan bioethanol dari jagung, apakah mesinnya sama?
    16. proses pengolahan limbahnya?
    17. bagaimana proses pembuatannya?
    18. berapa modal awal untuk memulai usaha ini?
    19. peralatan yang dibutuhkan apa saja?
    20. apa perlu ijin usaha dari pemerintah?
    21. mohon kontak person-nya
    terima kasih.

    BalasHapus
  2. Mohon di share juga jawaban atas pertanyaan sodara diatas krn saya tertarik utk usaha produksi bioethanol jg. Tolong dibalas secepatnya ya ... terimakasih

    BalasHapus
  3. Maaf alamat email saya : phs_jkt@yahoo.co.id

    BalasHapus
  4. Maaf alamat email saya : phs_jkt@yahoo.co.id

    BalasHapus